DIBUANG SAYANG

Catatan Perjalanan
Lomba Bercerita Tingkat Nasional


Dua puluh hari bertabur harap, cemas, dan ketegangan, adalah sang waktu dan keadaannya yang menginspirasi saya untuk mengangkatnya menjadi sebuah catatan perjalanan dalam premis: Keajaiban!

Catatan perjalanan ini dimulai sejak kepala sekolah SD Negeri Ledug, Ibu Umi Setyaningsih, S.Pd., memberi saya SK bernomor 421.2/270/2007 untuk mengemban tugas dan tanggungjawab melatih, membina, mempersiapkan, dan mengantarkan anak didik saya Jaler Pandhu Buwono (kelas 5 SD), untuk mengikuti lomba Bercerita di tingkat Nasional. Sejak itulah yaitu mulai dari tanggal 11 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 1 September 2007, Pandhu (11 tahun), nama panggilan anak binaan saya tersebut yang telah mendapat kejuaraan Bercerita tingkat Provinsi yang tiba-tiba saja menjadi sosok yang mampu mengusik dan mamacu adrenalin saya hingga saya harus berbuat, berfikir, dan bertidak secara cepat, efisien, kreatif, serta inovatif, untuk mengantarkannya pada tingkat kejuaraan Nasional.

Sejujurnya saya merasakan betapa kecilnya diri ini, harus bersaing dengan para pembina lain di seluruh indonesia, mempertaruhkan keahlian dalam membina anak didiknya masing-masing untuk berebut kemenangan di tingkat nasional. Dan saya benar-benar menghadapinya, sebagai tugas terberat yang belum pernah saya alami, tiba-tiba saja datang menghampiri, menguji kemampuan inovasi dan profesionalisme saya sebagai pembina dan pelatih.

Tugas yang saya emban bukan tugas biasa-biasa saja, tetapi sebuah tugas yang luar biasa untuk diri saya pada saat itu, 10 judul buku seri kepahlawanan Nasional dengan rata-rata setiap judul berisi 30 halaman harus dilatihkan kepada Pandhu secara cepat untuk kemudian piawai dalam menceritakannya kembali. Yang artinya setiap dua hari harus terkuasai satu judul buku beserta teknis peragaan dan teatrikal panggungnya, tanpa ada jeda seharipun untuk istirahat bagi anak.

Bagaimana dengan kesehatan anak, bagaimana dengan jam istirahat anak, bagaimana membuat sinopsis, bagaimana membuat ungkapan kata dan kalimat yang dipahami anak, dan beragam lain persoalan yang tidak hanya pada teksnisnya saja yaitu mulai dari persoalan bagaimana penguasaan harus cepat teratasi juga sampai pada persoalan mempersiapkan mental anak an partisipasi orang tuanya, ternyata beragam tantangan lain menghadang saya, yang bahkan tidak bisa saya bayangkan sebelumnya,

Belum lagi suport dari rekan-rekan guru yang walau bagaimanapun berharap agar pembinaan ini benar-benar berjalan mulus dan sukses.
Dan Pandhu (11 tahun) mendapatkan kejuaraan di tingkat Nasional. Inilah yang saya maksud sebagai suatu keajaiban.
Adalah suatu tanggung jawab moral terhadap sekolah dan pribadi saya sendiri dalam rangka upaya memaksimalkan tugas yang saya emban
Pendekatan Psikologis Anak
Pendekatan secara psikologis adalah upaya mengadakan pendekatan secara mental psikologis (non teknis) terhadap anak dan orang tuanya. Mengawali kegiatan pendekatan psikologi saya mulai sebanyak mungkin dengan mengadakan survey pengenalan terhadap anak tersebut, secara langsung terhadap anak sendiri maupun secara tidak langsung terhadap keluarganya. Perihal pengenalan ini, tentu saja tidak serta merta dilakukan serentak, akan tetapi saya lakukan secara bertahap seiring proses pelatihan. Karena sering sekali beberapa metode latihan yang diberikan terhadap anak tersebut kadang mandeg di tengah jalan berupa misalnya anak yang tidak mau latihan, respon anak kurang aktif, dan terkadang anak tidak mau latihan sama sekali ketika ia sedang asik bermain (keluarganya memberi istilah ‘mbegod’). Bahkan tiga hari pertama latihan adalah menjadi hari-hari yang paling melelahkan dan menjengkelkan karena anak masih sulit sekali untuk diajak kompromi dalam memahami tehnik pelatihan yang saya berikan.

Inilah kemudian yang menjadi alasan betapa pentingnya pendekatan mental psikologis sebelum memulai pelatihan, berupaya mengenal lebih dekat tentang anak dan keluarganya. Karena sangat berpengaruh kurang baik bila anak dan keluarganya kurang merespon atau tidak mendukung proses dan metode pelatihan yang sudah ditentukan serta terjadwal. Salah satu contoh yang sangat memperhatikan dan hampir-hampir saya putus asa, ketika pada awal-awal proses latihan, pihak kerluarganya memperlihatkan respon yang kurang maksimal terutama ibu dari
anak tersebut. Sangat dimaklumi oleh saya yang juga seorang ibu yang memiliki anak seusia dia, bila anak tersebut dihadapkan pada proses latihan yang ketat terjadwal dengan materi yang padat dan harus terkuasai secara cepat. Contoh : Pandhu harus menguasai hafalan 1 naskah dalam waktu satu setengah hari ditambah dengan ekspresi teatrikalnya. Pada awal latihan jelas sekali ia menunjukan kekagetan yang luar biasa.

Tentang prestasinya
Pandhu, sebagai anak berbakat sama kedudukannya dengan anak-anak lain di rumah, sekolah, dan dalam masyarakat. Namun demikian, potensi bakatnya perlu mendapat perhatian dan pengolahan khusus dari guru atau pembimbing. Perhatian khusus terhadapnya sama sekali tidak berarti bahwa dia harus ‘diistimewakan’, melainkan disesuaikan dengan kondisinya sebagai anak yang mempunyai potensi istimewa.

Dalam setting formal, guru yang besar bukan semata-mata karena reputasi akademik atau keilmuannya, melainkan kearifannya dalam merangsang anak didiknya dalam mengembangkan diri. Guru adalah tokoh yang bermakna dalam kehidupan siswanya. Ia lebih dari hanya sekedar pengajar, melainkan pendidik dalam arti yang sesungguhnya. Kepada guru, siswa melakukan proses identifikasi.

Berawal pengenalan ini saya mencoba memahami sifat dan potensi anak, dari sinilah sangat perlu lebih perhatian terhadap anak ini, karena dia mempunyai ciri-ciri yang relatif berbeda dengan anak-anak lainnya, yang menyangkut aspek mental dan pengembangan diri.

Materi dan Teknis Pelatihan
Teknis yang saya dimaksudkan disini adalah serangkaian persiapan yang saya kerjakan mulai dari perencanaan, penjadwalan dan pelatihan secara fisik (membaca, mendengarkan, dan improvisasi gerak).
Beberapa Upaya yang saya lakukan dalam mempersiapkan materi pelatihan adalah :
- Mempelajari buku yang dijadikan judul cerita sebanyak 10 buku seri pahlawan dengan pemahaman khusus karena setting waktu, tempat dan nama tokoh sudah paten dan berkaitan dengan sejarah, berarti ada tuntutan untuk tidak boleh ada kesalahan apalagi perubahan.
- Mencari referensi yang berkaitan dengan buku tersebut untuk memperluas wacana dari berbagai sumber.
Saya membaca buku dengan pemahaman semaksimal mungkin yang kadang di bantu dengan referensi buku lain untuk membuat improvisasi. Karena kalau hanya dari buku panduan, nilai berekspresi sangat kurang. Contoh : ketika materi Bung Karno. Karena Bung Karno dikenal ahli pidato padahal dibuku tidak ada pidato yang tertulis, maka penulis harus mencari referensi di internet tentang Bung Karno. Kemudian Pandhu diberi kesempatan untuk mengapresiasi. Contoh lain: di dalam buku materi tidak ada situasi yang menggambarkan ganasnya peperangan, dentuman meriam dan rentetan senapan. Maka mencari referensi berupa CD film perang klasik Hollywood, Naga Bonar, dll. Untuk melatih ekspresi mimik dicarikan juga CD Pentas Teater “Anak-anak Kegelapan”, Karya dan Sutradara Ratna Sarumpaet. Di lain waktu anak didik disuruh melihat langsung pentas teater.
- Mempersiapkan sinopsis agar mudah di hapal anak mengingat durasi yang disediakan maximal 15 menit.
Saya membuat sinopsis disesuaikan dengan kemampuan anak, baik bahasa tulisan maupun kata yang dikenal anak. Saya tidak menuliskan kata- kata yang tidak dikenal anak karena pengalaman naskah pertama banyak pembetulan untuk satu sinopsis hanya sebab kata atau suku kata yang tidak dikenal anak dan anak sering lupa, hal itu sangat dikhawatirkan karena akan sangat membahayakan dan waktu menjadi tidak efisien. Dikhawatirkan pula dalam pelaksanaan lomba anak bisa lupa hanya gara- gara suku kata yang tidak biasa oleh anak.
Pengetikan dibuat secara kalimat per kalimat, maksud per maksud, sehingga membuat tingkat pemahaman pada anak lebih mudah.
Pada awal latihan naskah pertama dan kedua saya membuat sinopsis dengan 5 halaman untuk satu judul, ternyata anak kesulitan mencapai target jadwal yang direncanakan sehingga untuk judul ketiga hingga kesepuluh lewat praktek, hasil renungan, dialog akhirnya saya memutuskan untuk membuat sepanjang dua sampai tiga halaman meskipun dari durasi kurang dari sepuluh menit. Mengapa memutuskan demikian? Padahal saya tahu persis disini ada sisi untung-untungan (gambling, pen.) karena ketentuan lima belas menit yang ditentukan.
Tetapi bila naskah sesuai target dalam waktu sesingkat itu anak tidak akan memenuhi target untuk menguasai materi sepuluh buku cerita. Dalam kenyataan naskah yang seminimal itupun masih ada dua naskah yang baru penguasaan 65% sampai hari keberangkatan.

Pihak orang tua berpendapat anak cukup menguasai lima naskah dengan durasi maksimal lima belas menit berarti prediksi sesuai lima belas hari memang hanya dapat lima judul saja. Tetapi apa jadinya kalau untung-untungan itu tidak tepat sasaran yaitu kalau dapat undian bukan yang lima judul itu, anak pasti tidak tahu apa-apa diatas panggung alias blank…. Apa jadinya?
saya mencari solusi yang paling minimal, meski waktu tidak sesuai ketentuan, kita ambil untung-untungan anak bisa menguasai materi meski durasi waktu tidak sesuai ketentuan.
Hal ini bebar- benar terbukti… ketika babak penyisihan anak dapat nomor undi tujuh dengan naskah Ki Hajar Dewantara yang durasinya delapan hingga sepuluh menit.
Meski sama- sama untung-untungan saya memutuskan “keberanian” meskipun tetap dalam nuansa untung-untungan tetapi sepuluh naskah terkuasai meski durasi tidak sesuai target, dengan alasan anak ketika dapat salah satu undian naskah tidak terjadi blank di atas panggung karena sama sekali tidak menguasai materi sinopsis.

Penguasaan Naskah sampai hari keberangkatan

No Judul Naskah Jumlah Halaman Durasi Prosentase Penguasaan
1 SULTAN HASANUDIN
Si Ayam Jantan Dari Timur 5 15 menit 95%

2 BUNG KARNO
Bapak Proklamasi Indonesia 5 15 menit 95%
3 SUPRIYADI
Pemberontak Tentara Peta Melawan Jepang 3 9 menit 90%
4 KAPITAN PATIMURA 3 10 menit 90%
5 TEUKU CIK DI TIRO 3 10 menit 90%
6 KI HAJAR DEWANTARA 3 10 menit 85%
7 ROBERT WOLTER MONGINSIDI 4 13 menit 90%
8 DEWI SARTIKA 3 9 menit 80%
9 NYI AGENG SERANG Memimpin Perang Dari Atas Tandu 3 10 menit 65%
10 MARIA WALANDA MARAMIS 4 12 menit 65%

- Mempersiapkan anak untuk latih diri dengan pengenalan teknik dasar teater, pernafasan, meditasi dan yoga.
- Membuat jadwal target hapal setiap naskah, mengingat waktu 15 hari harus menghapal 10 judul buku cerita seri kepahlawanan. Meski pada akhirnya ada pengunduran jadwal lomba dari rencana tanggal 27- 30 Agustus menjadi tanggal 2 – 5 September 2007.
- Membuat jadwal latihan.
- Melaksakan latihan dengan target 10 hari hapal 10 judul buku, 3 hari tehnik penampilan, 1 hari penyempurnaan dan 1 hari inkubasi/pengendapan materi.
Pada awal Latihan anak diberi naskah sinopsis untuk di hafal sendiri baik di sekolah (anak tidak ikut pelajaran, tetapi saya masih mengajar kelas) maupun di rumah yang sore harinya baru diadakan latihan bersama dengan pelatih teatrikal.
Tetapi dari pengalaman tiga hari pertama hasilnya sangat tidak memuaskan karena tidak ada kemajuan dalam hal menghafal naskah, sehingga terjadi masalah..
Akhirnya atas kebijaksanaan Kepala Sekolah saya diijinkan tidak mengajar dan seluruh waktu pagi jam sekolah dimaksimalkan untuk membimbing penghafalan perkata dan perkalimat secara langsung. Pemahaman kata harus dijelaskan perkata sampai anak paham betul maksudnya karena mempengaruhi dalam sisi penghayatan.

Setelah anak hafal kalimat per kalimat kemudian diujicobakan untuk bercerita tanpa teks walaupun belum diberi latihan improvisasi. Di sini yang diprioritaskan adalah penguasaan materi dulu. Bila penguasaan materi dianggap cukup baru diisi atau dipoles dengan improvisasi dan tehnik teatrikal dengan menggunakan metode penyempurnaan proses “ mengalir ” (kesempurnaan proses improvisasi dan ekspresi sambil berjalan).
- Memberikan evaluasi dengan pihak lain yaitu
- Melakukan uji coba pada moment tertentu sebagai uji nyali.
 Uji coba di RRI Purwokerto tanggal 12 Agustus 2007 dalam acara Sambel Terasi dengan Irvan dari Teater Senthir Sokaraja.
 Uji coba di Kantor Kedaulatan Rakyat dengan Edi Romadhon untuk naskah Hasanudin dan Bung Karno tanggal 14 Agustus 2007.
 Uji coba naskah Bung Karno tanggal 17 Agustus di Acara malam renungan.
 Uji coba di hadapan Pengawas dari UPK kec. Kembaran tanggal 23 Agustus 2007.
 Uji coba di depan 100 orang tamu Studi Banding Perpustakaan dari UPK Kroya tanggal 27 Agustus 2007.
 Uji coba di hadapan Dewan Guru SD Ledug tanggal 31 Agustus 2007.
 Uji coba di Aula Kabupaten Banyumas dengan Bapak Bupati Banyumas Tg 1 September 2007.


Keberangkatan ke Jakarta s.d Pelaksanaan Lomba


BERANGKAT DARI PURWOKERTO
Karena Pandhu punya kebiasaan mabuk di kendaraan, pihak orang tua memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dengan menggunakan kereta api.

Pukul 09.00 pagi kami berangkat ke Aston dengan memakai kendaraan Bajai.
Sampai di Aston, setelah melewati prosedur awal, kami naik ke lantai 4 yang digunakan sebagai auditorium untuk lomba bercerita tingkat SD dan tingkat SMP.
Pukul 14.00 Acara Penyambutan Peserta Lomba dimulai
Pukul 15.00 Acara Pengarahan Program dan Teknikal Meeting dijalani dengan alot dan berbelit-belit. Juklak yang sudah diterima oleh tiap Propinsi ternyata banyak yang tidak sepemahaman,antara juri dan pendamping lama terjadi tawar menawar baik mengenai tehnik lomba untuk peserta maupun asesorinya. .Meski akhirnya kedua belah pihak sepakat dengan keputusan akhir yang sangat bijak dan bisa diterima oleh semua pihak.

Acara pengundian judul untuk para pesertapun tiba,disinilah saat-saat paling menegangkan dan mendebarkan terutama untuk para pendamping/pelatih.
Pengambilan nomor undi sekaligus untuk babak penyisihan dan babak final.
Sementara pengumuman untuk 10 besar babak penyisihan diumumkan 10 menit menjelang babak penyisihan. Ini sengaja dilakukan agar semua peserta berlatih 2 judul untuk sekaligus finalnya.



DETIK-DETIK MENJELANG BABAK PENYISIHAN

Inilah saat paling mendebarkan dan paling menegangkan, karena saat inilah saat penentuan dari sebuah proses pelatihan ditentukan. Saat ini saya sebagai pelatih disudutkan pada posisi layaknya seorang ‘pesakitan’ yang tengah menanti vonis. . Lebih parah lagi seperti layaknya sedang menunggu eksekusi hukuman mati…ingin rasanya melarikan diri…atau kalau bisa menghilang dari penglihatan.Ya Allah…berilah hamba kekuatan menghadapi situasi ini…jangan biarkan rasa tanggung jawab lari dari diri hambamu ini. Dan itu hanya bisa dirasakan ‘oleh yang bersangkutan’ sebagai orang yang diserahi tanggung jawab. Mengapa saya berkesimpulan seperti ini ? Karena saya melihat sementara anak begitu tenang dan riangnya bercanda dengan teman barunya dengan wajah polos tanpa beban. Sampai-sampai saya tidak sempat menanyakan kepada Kepala Sekolah atau rekan guru yang ikut…bagaimana perasaan mereka saat itu,apakah sama dengan perasaan saya..hanya Allah yang tahu.

Sejuta rasa berbaur jadi satu. Rasa sesal menempati urutan pertama, kemudian disusul rasa panik, tertekan, takut, tidak percaya diri dan perasaan harubiru yang tidak bisa saya gambarkan lewat bahasa tulisan, karena hanya bisa dirasakan dengan perasaan
Mengapa harus melewati perasaan itu semua…? Karena ternyata dalam BABAK PENYISIHAN ini, anak mendapat nomor undi 7 dengan naskah yang harus dibawakan adalah ‘KI HAJAR DEWANTARA’ yang punya latar belakang sisi gambling atau untung-untungan dengan durasi 9 menit dan penguasaan naskah baru 85 %. Dengan adanya kenyataan demikian, berarti saya harus membuat keputusan cepat untuk mengambil tindakan berupa langkah-langkah yang harus ditempuh saat itu untuk menyelesaikan masalah menghadapi babak penyisihan.
Antaralain : menambah naskah menjadi diatas 10 menit, memberikan penghafalan dan expresi sekaligus bloking improvisasi.Hal inilah yang menjadikan saya sebagai pelatih merasa tertekan luar biasa.

Alhamdulillah..Wa Syukurillah..Wa Laakhaulawalakuwwataillabillahi..bahwa tangan Tuhan ada dalam setiap tindakan dan selalu menyertai langkah kita. Contoh nyata adalah saat ini..detik ini..kita dapat seorang Eko Bandang, seniman asal Purwokerto yang melanjutkan studi di IKJ, kemudian sekarang punya profesi sebagai..penulis naskah skenario film TV, yang bersedia dan dengan senang hati mengantar dan mendampingi saya dan team untuk menambah kurangi naskah, mempermanis dialog naskah sehingga durasi 15 menit tuntutan juri terpenuhi dan memberi arahan untuk bloking tehnik ekspresi dan improvisasi.

Maka mulailah..dari jam 18.30 – 23.30 WIB kami mengadakan proses latihan menghadapi babak penyisihan besok pagi pukul 08.00 Tg 03 September 2007.
Proses latihan berjalan sampai pukul 23.00 WIB. Kemudian kami langsung mengadakan gladi di panggung. Alhasil…dalam gladi itu Pandhu blank sampai 4 kali dan bahkan waktu yang ditempuh sampai 18 menit.

Inilah ujian paling berat yang saya alami sebagai pelatih. Dengan anak yang blank…dan waktu yang sudah habis…bisa dibayangkan, langkah apalagi yang harus ditempuh. Kalau bisa, ingin rasanya melarikan diri…tapi Alhamdulillah saya masih diberi hidayah untuk bertawakkal dan hanya dengan KEAJAIBAN dan MUKJIZAT dariNYAlah kami bisa melewati masa kritis dengan ketenangan dan kepasrahan yang bulat.

Pukul 04.00 dini hari kami berlatih lagi sampai pukul 06.00.Alhamdulillah waktu 2 jam terakhir yang kami punyai bisa mengantar Pandhu mencapai hasil sampai 90 %.
Kami berkeyakinan penuh bahwa 100 % nya akan dicapai nanti pada saat lomba. Itu berdasarkan kebiasaan Pandhu yang selalu bisa berbeda ketika latihan dengan ketika tampil di panggung.

Babak penyisihanpun berlangsung…
Pandhu dengan nomor undi 7 bisa melewati dengan sangat baik.meskipun ada kesalahan kesalahan yang dilakukan,tapi Pandhu sendiri tidak menyadarinya sehingga dia bisa tampil dengan mimik dan expresi yang sempurna. Itulah salah satu kelebihan Pandhu yang paling unik…bisa cuek ketika melakukan kesalahan. Dan tanpa beban apapun…

Dari catatan saya yang mengikuti babak penyisihan sampai selesai, kurang lebihnya ada 14 peserta yang layak jadi saingan Pandhu.
Untuk itu saya sebagai pelatih sangat tahu diri untuk tidak berani berharap terlalu muluk. Targetnya menempati 10 besar saja sudah sangat bersyukur. Meski dalam hati…siapa sih yang tidak ingin menjadi yang terbaik…


BABAK FINAL
Senin malam pukul 19.00 WIB, kami latihan lagi untuk menghadapi babak final.
Pak Eko Banding masih berkenan menemani kami melatih Pandhu. Maski naskah Bung Karno yang akan Pandhu bawakan besok sudah memenuhi waktu yang dituntut juri,tetapi untuk expresi dan improvisasi masih perlu pembenahan dan penyempurnaan.
Target latih kami adalah berhasil 5 besar. Sebuah harapan yang sangat muluk, dan itu sangat kami sadari sepenuhnya tetapi kami juga harus berani mimpi dan mewujudkannya menjadi nyata.

Kami berlatih sampai pukul 23.00 tanpa gladi. Paginya seperti kemarin, kami juga berlatih lagi pukul 04.30 sampai pukul 06.00. dan Alhamdulillah kami tak henti-hentinya bersyukur, karena Pandhu mencapai target 90 % lagi, dan kami yakin sekali bahwa di babak final Pandhu bisa lebih sempurna dibanding kemarin di babak penyisihan. Dengan alasan bahwa naskah Bung Karno adalah naskah yang
Paling disukai Pandhu setelah Hasanuddin, dan Pandhu sendiri sudah pernah membawakannya untuk uji nyali.

Pengumuman untuk babak penyisihan Pandhu menempati urutan pertama.Satu hal yang sangat diluar dugaan kami,karena dari pantauan kami NTB layak untuk jadi yang pertama. Tetapi…lagi-lagi keajaibanpun terjadi, dan Pandhu di urutan pertama.
10 menit yang disediakan panitia untuk persiapan dari pengumuman babak penyisihan ke babak final, kami gunakan untuk tetap didalam ruangan. Pandhu malakukan meditasi 3 menit untuk ketenangan dan pembebasan jiwa.
Sementara teman-teman dari propinsi lain memilih untuk keluar ruangan.

Babak final berlangsung dengan sedikit hambatan karena ada beberapa peserta yang
menangis karena beberapa sebab. Dari pantauan kami , Insya Allah impian untuk jadi 5 besar bisa jadi kenyataan.

MALAM PENGUMUNAN DAN PENGANUGERAHAN HADIAH
Inilah malam yang sangat ditunggu-tunggu dan dinanti oleh semua peserta dan pendamping dari seluruh Propinsi di Indonesia.
Malam inilah malam penentuan bagi para peserta yang telah berpayah-payah
Melewti proses pelatihan yang sangat menguras pikiran, tenaga dan mental.

Akhirnya…Pengumuman Pemenang pun tiba…
Di Ball Room Hotel Aston Selasa 4 September 2007 pukul 19.40 , Pengumuman Pemenang dan Penyerahan Hadiah Lomba Bercerita Siswa SD Tingkat Nasional Tahun 2007 yang dibacakan oleh Ketua Tim Juri Ibu Zurniati Nasrul, MLS dikumandangkan.

JALER PANDHU BUWONO dari SDN LEDUG Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, mewakili Propinsi Jawa Tengah…berhasil mempersembahkan Juara I Tingkat Nasional Lomba Bercerita Tingkat SD dan berhak atas hadiah uang tunai Rp 7.500.000 dan seperangkat komputer dan printer untuk sekolah.

Puji Syukur kami kepadaMu ya Allah…yang telah membimbing dan mengantarkan
kami pada sebuah keajaiban yang tak kami sangka .
Atas Berkah, Rahmat dan Karunia yang telah Engkau limpahkan pada kami…
Yang telah menguatkan hati dan menjauhkan kami dari ketakutan menghadapi kesulitan, yang telah memberi kami teman-teman yang salih dan selalu optimis yang sangat membantu meringankan kesulitan-kesulitan proses pelatihan yang kami hadapi dan membukakan pintu harapan.

Adalah bagian dari Kebahagiaan, kemampuan mengatasi rintangan dan kesulitan. Nikmatnya kemenangan tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan apapun, dan kegembiraan yang disebabkan oleh keberhasilan tidak bisa disamakan dengan kegembiraan manapun. Pengetahuan, pengalaman, dan wawasan jauh lebih berharga dibanding tumpukan materi.

Harus kami akui sejujurnya bahwa :
“ Indahnya kemenangan benar-benar telah menghapus getirnya kesabaran.
Nikmatnya kemenangan benar-benar telah menghapus semua keletihan.
Dan kerja yang cermat benar-benar telah menghapus kendala yang dihadapi.”
Itulah sebuah kenyataan kebenaran yang harus kami akui karena kami telah membuktikan kebenarannya, telah menguji keberhasilannya, dan merasakan buahnya.


Mudah-mudahan kami bisa menjadikan pengalaman ini menjadi sebuah nikmat dan anugerah yang bisa bertahan dan senantiasa mendatangkan kebaikan bagi langkah kami.
.Amin. ...

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

http://laelasuliswati.blogspot.com/