Sumber Gambar: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/
Selama ini saya selalu menerapkan sanksi dengan menyuruh anak pergi ke perpustakaan. Anak diberi tugas membuat rangkuman atau sinopsis dari buku yang dipilihnya. Sanksi berupa tugas dikerjakan diluar jam pelajaran agar anak tetap bisa mengikuti pelajaran. Hasilnya mungkin sama dengan penerapan sanksi lainnya, tidak maksimal, tapi setidaknya tidak membuang waktu anak dengan sia-sia. Minimal anak dipaksa untuk membaca dan menuliskan kembali apa yang dibacanya. Itu pasti sangat tidak mudah.
Belum lama ini saya membuat peraturan baru atau model sanksi baru. Yaitu dengan menerapkan sanksi merenung di Sudut Renungan. Sudut Renungan adalah suatu tempat yaitu tepatnya di salah satu pojok ruang kelas. Disediakan meja dan kursi yang menghadap ke dinding kelas. Sedangkan merenung adalah proses menuju kesadaran tentang diri yang akan dilalui dengan bertanya pada diri sendiri dan mencari sendiri jawabnya. Dan di Sudut Renungan inilah anak yang melanggar tata tertib akan merenung dan menuliskan hasil renungannya. Selanjutnya hasil renungan dibacakan sendiri di depan kelas dan saya menyimpanya untuk arsip atau data.
Dari kebiasaan baru itu saya belum bisa menganalisa hasilnya. Tetapi saya punya harapan baru ke depan. Yaitu memberi anak kesempatan untuk berlatih merenung. Pembiasaan anak untuk berusaha bertanya pada diri sendiri, kesadaran mengapa dirinya dinyatakan bersalah. Anak akan berusaha merenunginya dan mencari jawabnya sendiri. Sambil memberi sanksi kita juga bisa melatih anak untuk mengekspresikan pikiran menjadi bahasa tulis. Dengan renungan diharapkan siswa dapat berfikir, bertindak, dan memperbaiki diri untuk masa yang akan datang. Semoga bermanfaat..
by : Aktivitas Laela Suliswati

Top
BalasHapus